Say Hi To The Future

by - August 12, 2019


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Maaf sebelumnya jika terlalu panjang..
But, this is the true story of me. 
Enjoy your reading!

Alhamdulillah tidak terasa sudah bulan Agustus saja teman-teman, tidak terasa juga Qorin hampir memasuki usia kepala 2. Ya Allah, waktu cepat sekali berlalunya. Sudah ingin menulis jauh-jauh hari, tapi jarang buka laptop akhir-akhir ini. Pas banget bulan Juli kemaren adalah bulan yang penuh keriweuhan. Dari mengurus pendaftaran kuliah, bolak-balik Banyuwangi-Surabaya, acara keluarga besar berhari-hari dan juga acara sakit huhu (alhamdulillah disyukuri saja). Saat waktu senggang sih sudah menulis beberapa tulisan di memo hp untuk isi blog ini. Tapi, karena Qorin malas untuk menulis ulang ke laptop ya akhirnya kuputuskan membuat tulisan baru lagi.

Banyak banget pas pengumuman SBMPTN yang WhatsApp padaku, di IG juga ada beberapa teman yang nge-dm. Sudah kali ke-2 Qorin mengalami hal seperti ini, tahun lalu dan tahun ini. Sebenarnya ditanya begitu sumpek sekali sih, jadi mohon maaf bila ada pesan dari teman-temanku yang tak ku jawab ya. Tapi, disisi lain juga membuktikan teman-teman tercintaku sudah peduli padaku. Qorin terharu deh, terima kasih ya teman-teman❤

Mengenai hasil SBMPTN 2019, Qorin sudah gagal yang ke-2 kali teman-teman. Pilihan yang kuambil tahun ini yaitu Psikologi UNESA dan HI UNEJ.

Keputusan memilih SOSHUM.
Awal-awal gap year sebelum daftar bimbel kelas alumni di Neutron Banyuwangi, Qorin sempat diskusi sama Abah Umma dan keputusan yang kupilih adalah tidak mencoba kedokteran lagi. Maaf, Qorin terlalu takut untuk mencoba yang ke-2 kalinya. Disisi lain, Qorin juga sudah menemukan apa yang benar-benar diinginkan dan Insha Allah akan sanggupi walau belum menjalani. Abah sangat menyayangkan sekali keputusanku ini. Ya karena Abah juga sudah mendukung sekali dan ingin melihat anak pertamanya menjadi seorang dokter dimasa depan. Kalau di ingat-ingat lagi waktu itu, membuat diriku menangis lagi telah mengecewakan berkali-kali Abah Umma yang sudah berjuang untukku sejauh ini. Tapi, nyatanya kemampuanku juga tidak bisa dibohongi. Qorin sudah ingin stop untuk ambis dan tidak mampu untuk bersaing lagi di jurusan favorit saintek se-Indonesia itu. Bahkan sampai saat ini, Qorin juga tidak menyangka untuk berhenti mengejar mimpi menjadi dokter.

Tentunya setiap kejadian selalu ada hikmahnya masing-masing. Qorin juga tidak perlu menyesali untuk keputusan yang telah dipilih, karena semua terjadi atas kemauan diri sendiri. Setelah dipikirkan kembali saat itu, sepertinya banyak jurusan yang ingin kuambil masuk di kelompok soshum. Salah satu diantara jurusan yang kumau yaitu jurusan Hubungan Internasional. Waktu masih kelas 2 SMA di pesantren, Qorin juga sudah sempat mencari tau apa itu HI. Umma bahkan sempat mendukungku untuk memilih di HI jika kedokteran tidak lolos. Iya, akhirnya kuputuskan untuk memilih HI saja untuk SBMPTN 2019 pikir Qorin saat itu tanpa panjang lebar.

Ketika hari-hari sudah dimulai dengan belajar sbmptn di tempat bimbel baruku. Qorin bertemu dengan teman-teman baru dan mendengar kisah kegagalan mereka yang bermacam-macam pula. Bertemu dengan tutor yang baik-baik dan sabar pula menghadapi anak IPA yang memilih soshum ini. Lambat laun Qorin jadi suka banget sama pelajaran anak soshum dan makin falling in love setiap harinya. Kadang di hati sempat berkata, kenapa Qorin tidak memilih IPS saja saat SMA?

Dua bulan bimbel alhamdulillah sudah ada progress lah. Ketika Try Out sudah bisa masuk 3 besar juga, walau jadi peringkat 1 jarang banget hehe (sepertinya selama setahun bimbel cuma 3kali). Banyak anak IPS yang suka menghindar dengan pelajaran hitung-hitungan terutama Ekonomi. Eh, pas bimbel Qorin malah suka banget sama pelajaran Ekonominya. Tapi sebelum di Neutron, Qorin sudah bimbel online terlebih dahulu pake Ruangguru biar ga kaget gitu sama pelajaran anak IPS. Ternyata pake Ruangguru enak juga sih, eh ini beneran honest review dari Qorin bukan bermaksud promoin hehe..

Mencari Jurusan Selain HI.
Nah, pas bulan Desember 2018 Qorin lagi googling jurusan-jurusan soshum di internet untuk mencari referensi jurusan selain Hubungan Internasional dan nyasarlah ke website nya kak A'yun yang berisi tentang jurusan Psikologi. Dari situ, entah mengapa diriku mulai deh tertarik sama jurusan Psikologi. Qorin mulai mencari info dari internet sampai youtube. Sepertinya Qorin akan sangat cocok sekali di jurusan ini. 

Nah, kesalahannya adalah Qorin tidak pernah membahas jurusan ini ke Abah Umma. Umma hanya tau Qorin akan memilih HI di UNEJ, Abah jarang pulang ke Banyuwangi juga jarang tanya kabar tentangku. Saat itu Qorin berpikir sudah tepat sekali  jika memilih jurusan Psikologi ketimbang HI, karena ternyata Abah tidak ingin anaknya masuk HI dan berkecimbung di dunia politik.

Days to months dilalui dengan belajar, belajar, dan belajar tidak terasa juga sudah memasuki tahun 2019. Waktu itu Qorin masih ragu untuk bilang ke Abah Umma tentang jurusan yang kupilih nanti. Kuputuskanlah dengan sholat istikharah beberapa kali dan hasilnya Qorin sudah yakin di Psikologi. Saat tiba UTBK 1, Qorin minta maaf ke Abah Umma juga minta do'a ke mereka. 10 hari setelah UTBK tibalah pengumuman nilai dan hasilnya menurut Qorin juga lumayan, mengingat Qorin anak IPA yang ngebut setahun belajar pelajaran anak IPS dapet nilai segitu sudah alhamdulillah sekali. (maaf tidak kucantumkan nilai).

Karena tahun ini SBMPTN nya berbeda dari tahun lalu, jadi Qorin memilih kampusnya belakangan. Yang terpenting tau nilai terlebih dahulu, baru memikirkan kampusnya. Setelah UTBK 1 Qorin tetap berlanjt belajar lagi untuk UTBK 2, belajarnya juga sudah mulai renggang tidak seperti UTBK 1. Tibalah hari-H pas banget juga Qorin lagi banyak pikiran huhu :') tapi, semua berjalan lancar alhamdulillah walau pikiran suka ngelantur.

Selesai sudah berjuang setahun untuk UTBK, akhirnya plong. Sudah tidak memikirkan lagi beban-beban tinggal menunggu nilai ke 2 dan tentunya berharap lebih tinggi dari yang pertama. Faktanya hasil UTBK 2 lebih rendah dari UTBK 1 selisih 30 saja. Berhubung sudah tau nilai, akhirnya memutuskan PTN mana yang akan kupilih. Awal gap year sih, Qorin pengen di UGM hehe kampus idaman sekali. Berhubung Qorin sudah tau nilai tentu tidak mengambil di UGM yang ada cari mati kalau SBM milih UGM.

Nah, setelah UTBK ke-2 inilah Qorin mulai berani ngomongin jurusan Psikologi pas sudah deket-deket pendaftaran sbmptn. Pertama kali Qorin bilang mau di Psikologi semua kaget tentunya. Abah dan Umma bertanya-tanya kenapa tidak bilang jauh-jauh hari? Tapi setelah kujelaskan begini begitu, Qorin juga bilang pengen jadi Psikolog Anak dimasa depan. Akhirnya, mereka setuju walau memang telah dibuat kaget olehku. Dan benar saja, Abah bilang malah lebih setuju jika Qorin di Psikologi ketimbang di HI. 

Mengenai PTN.
Tentang kampus yang kupilih, Qorin pernah ikut rasionalisasi "X" paling populer di IG dan juga direkomendasikan oleh teman-teman bimbel. Dengan nilai yang segitu katanya akun "X" Qorin sudah bisa lolos di Psikologi Unesa (katanya). Nah, di akun "X" ini Qorin juga bisa ganti-ganti jurusan gitu. Akhirnya sambil iseng nyoba-nyoba di UGM, eh Qorin bisa lolos di UGM tapi jurusan Antropologi kalau tidak salah. Di UI juga bisa lolos, tapi jurusan Sastra Jawa hehehee. Faktanya pas pengumuman Qorin tidak lolos di Unesa maupun Unej. Jadi kesimpulannya, "Dont try 'n trust rationalization,everyone. Its  just make you heartbreak :') ".

Menurut pendapat  Qorin jika milih Unesa sepertinya aman-aman saja. Pikirku orang yang lebih tinggi nilainya diatasku bakal ambil selain Unesa hehe.. (pikirku) Yah, ternyata sama saja teman-teman. Mungkin juga mereka yang lebih tinggi nilainya juga cari yang aman :')

Mengenai Mandiri.
Sebelum pengumuman Qorin sudah buat notes dikalender, kubulati tanggal-tenggal penting mandirinya PTN. Niatnya mau nyoba UNDIP, entah mengapa dari tahun lalu Qorin ingin sekali di UNDIP (sepertinya jodohku ada disana, hehehe). Tapi, gagal! Umma menyuruhku harus di Jember biar deket Umma. Selain UNDIP, Qorin ingin nyoba UTUL UGM siapa tau coba-coba berhadiah ya kan. Karena pendaftarannya ditutup sebelum pengumuman sbmptn, segeralah Qorin meminta izin ke Abah dan saat itu Abah mengizinkanku untuk daftar utul. Akhirnya selesai bayar pendaftaran 300rb hingga sudah membeli tiket kereta ke Jogja hingga cari-cari penginapan juga bareng teman Qorin (senggol Hilda). Sayang sekali, Qorin juga gagal mencoba di UGM. Abah memberiku harapan palsu :')
Pokoknya masa-masa itu Qorin sering banyak nangisnya tidak beda jauh sama tahun lalu, bedanya cuma tahun ini Qorin menangisi perkara tidak bisa nyoba mandiri PTN di Jawa Tengah. Dulu saja, pas Qorin ambil FK dimanapun diperbolehkan :') Masa-masa seperti itu sahabat juga berperan penting sih, sempet ditelfon sahabat-sahabat Qorin sampe berjam-jam, curhat-nangis and repeat. Pas banget keluarga Qorin lagi mudik ke Madura sebulan. Jadilah di rumah Qorin ga selera makan beberapa hari, sama mbak sampe dibelikan nasi pecel kesukaanku tetap saja ga selera makan (selebay itu tapi memang heartbreak banget).

Mencoba Nurut, Tapi..
Sedihnya sih lama-lama kelar juga, karena capek nangis terus-menerus. Umma pengennya Qorin di Jember, tapi ternyata di Jember tidak ada Psikologinya. Berhubung UGM dan Undip tidak bisa kucoba rasanya Qorin ingin langsung daftar di swasta saja pikirku. Ternyata selama ditinggal Abah Umma di Madura, keluarga disana sepertinya telah memberi saran Abah agar menyuruhku mencoba di kesehatan (Ya Allah cobaan hidup). Abah menelpon dan menyuruhku daftar di UNUSA untuk mencoba di kedokteran dan kesehatannya. Jadi selama ini, aku belajar IPS buat apa? (dalam hati).

Makin kacau teman-teman, namanya hidup ya banyak kejutan-kejutan yang tak terduga. Akhirnya Qorin bingung harus curhat ke siapa, kuputuskan sholat dan doa ke Allah. Dalam doa Qorin meminta ke Allah "Ya Allah, dimanapun kuliahnya. Qorin akan terima dengan ikhlas dan legowo. Yang terpenting Qorin bisa kuliah di Psikologi". Setiap sholat fardhu mintanya selalu begitu, hingga akhirnya Qorin dapat info dari sepupu yang di Madura bahwa UINSA masih membuka pendaftaran jalur Mandiri. Akhirnya, Umma juga menelponku dan menyuruhku segera daftar karena kebetulan besoknya sudah ditutup. Uinsa memang tidak masuk dalam daftar yang diinginkan, juga Qorin tidak berharap terlalu banyak. Jujur saat itu Qorin masih kepikiran Utul dan Undip (kalau diingat-ingat sedih deh). 

Beralih ke Unusa, Qorin dengan perjuangan sekali memohon ke Abah sempat nangis juga untuk tidak mendaftar di dunia kesehatan lagi. Mungkin Abah tidak tega, akhirnya Qorin tidak jadi mendaftar di Unusa teman-teman. Sungguh, tahun ini bener-bener beda deh dari tahun lalu. Tahun ini Qorin hanya mendaftar mandiri  hanya 1 PTN saja. Bayangkan saja teman-teman, otak ku ini sudah di isi dengan pelajaran soshum selama setahun, tiba-tiba dipaksakan ke saintek dengan waktu belajar hanya 5 hari. Sangat impossible sekali ide mbakku itu, jelas-jelas Qorin tidak akan lolos lagi di kedokteran. 

Mengenai PTS.
Qorin googling PTS di Surabaya, ya karena kota yang diperbolehkan hanya di Surabaya mau tidak mau Qorin ya harus mau. Sempat lihat info Ubaya tapi, sayang sekali Ubaya sudah ditutup padahal Psikologinya akreditas A. Sedangkan di Hang Tuah masih ada gelombang 3 kalau tidak salah. Nah, gak lama Umma telfon dan kasih tau kalau di Untag Surabaya ada psikologinya. Qorin tidak kepikiran sama Untag, eh pas googling lagi Untag masuk no.4 terbaik PTS di Surabaya lupa versi apa cek saja di internet. 

Final.
Tiba pada hari H ujian mandiri Uinsa, Qorin sudah pasrah sepasrah-pasrahnya. Kalau lolos yasudah, ga lolos yasudah gapapa. Di mandiri Uin ketemu bahasa arab banyak sekali dan Qorin kesulitan disitu :') Setelah uijan mandiri Uin langsung daftar ke Untag. Ternyata Qorin bebas tes teman-teman, karena nilai UN Qorin diatas 7. Salah satu kejutan tak terduga juga sih. Dulu pernah bilang ke salah seorang teman karena saking lelahnya gagal tes terus, "Aku capek tesan  pengen langsung masuk". Ternyata sama Allah permintaanku diijabah. Sebelumnya Qorin juga tidak tau untuk masalah nilai UN, cuma baca di webnya hanya perlu membawa berkas-berkas yang dibutuhkan saat pendaftaran setelah itu akan ditentukan jadwal tesnya. Selebihnya, Qorin tidak menyangka jika langsung diterima tanpa repot-repot berlama-lama di ruangan mengerjakan soal tesan.

Setelah dinyatakan diterima di Psikologi Untag dan mengurus rincian biaya administrasi. Saat itu Qorin tidak langsung bayar juga, masih menunggu pengumuman Uinsa. Jika tidak lolos di berarti memang Untag adalah pilihan yang tervaik untukku. Benar saja, pas hari pengumuman Qorin tidak lolos di Uinsa. Perasaannya tidak terlalu kaget, tidak terlalu sedih. Mungkin sudah merasa aman diterima di Untag. 

Selama di Surabaya, Qorin ditemani Abah karena juga sedang mengurus pekerjaannya disana. Setelah tes di Uinsa pun Qorin juga meminta maaf  ke Abah jika nanti hasilnya mengecewakan. Mungkin saat ini belum bisa buat Abah bangga, tapi Qorin akan berusaha terus untuk berbakti ke Abah dan Umma. Pun untuk menjadi seorang Psikolog harus menempuh pendidikan sampai S2. Jadi perjalanan Qorin masih sangat panjang sekali teman-teman.

"Ya, memang bermimpi itu tak terbatas. Mungkin diantara kalian sudah ada yang terwujudkan mimpi-mimpinya. Bahkan juga mimpi-mimpi yang sudah kita buat dari kecil belum tentu selalu terwujudkan di masa depan. Tapi, dibalik itu semua ada jalan menuju kesuksesan masing-masing. Qorin juga percaya, tanpa menjadi dokter Qorin juga bisa sukses di masa depan :)"

Untaian Kata Terima Kasih.
Terima kasih, untuk Abah dan Umma atas segalanya. 
Terima kasih, sudah memberikan Qorin kebebasan berpendapat dan memilih apa yang diinginkan.
Terima kasih, sudah  bersabar dalam mendidik dan merawat Qorin sejauh ini.
Qorin juga selalu bersyukur pada Allah karena telah memiliki orang tua seperti kalian.
I love you both, forever and always.

Terima kasih, untuk adek, orang terdekat, sahabat, dan teman-teman as always supported me.
Terima kasih, kepada teman-teman yang sudah mendukungku untuk memantapkan hati di Psikologi.
Terima kasih, untuk doa-doa yang telah kalian berikan padaku..
Maaf, selama ini Qorin belum bisa membalas satu-persatu kebaikan yang kalian berikan selama ini.
Semoga Allah membalas dengan kabaikan pula.
I love you 3000 .

Terima kasih, untuk diriku.
Banyak hal yang sudah kau lalui sejauh ini.
Satu tahun yang berharga untuk mengupas satu persatu makna kehidupan.
Maaf, jika sering melukaimu dengan ke egoan ku.
Maaf, jika hasilnya tidak sebanding dengan perjuangnamu selama ini.
Tapi, aku tetap bangga padamu.
Kau sudah menemukan apa yang sesungguhnya kau inginkan.
Selamat datang dikehidupan barumu.
Lakukan terus yang terbaik untuk dirimu dan orang-orang sekitarmu.

Sampai bertemu ditulisan selajutnya❤

























You May Also Like

8 Comments

  1. Wesselehh aku terenyuh membacanya

    ReplyDelete
  2. Semangat😊, percaya aja di mana pun kuliah ny jika udh punya rejeki pasti selalu lancar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, amin. Semoga kesuksesan selalu bersama kita. Terima kasih atas support anda kepada saya :)

      Delete
  3. Kerennn. Bacanya merinding. Ini awal masih rinn di bangku perkuliahan masih banyaj sejuta rintangan. Semangatt. Kamu bisaa ♥️����

    ReplyDelete