Review Film Still Alice ( 2014)

by - January 10, 2021

Assalamu'alaikum pembaca setia blognya Qorin yang selalu semangat..
Qorin hadir untuk mereview film lagi nih, fellas. Film yang Qorin bahas kali ini merupakan film drama yang juga ada kaitannya lho dengan psikopatologi dewasa. Untuk pembahasan review film-film lainnya, silahkan pilih kategori "Psy Talks" ya fellas.
So, enjoy your reading fellas!

Mengenai Film Still Alice
Film ini diawali dengan perayaan ulang tahun Alice yang ke 50 dengan suaminya, seorang ahli laboratorium bernama John Howland (Alec Baldwin), anak perempuan tertuanya Anna (Kate Bosworth) beserta suami Anna/menantu Alice, Charlie Jones (Shane McRae), dan putra keduanya Tom Howland (Hunter Parrish). Namun tidak dihadiri oleh putri bungsunya Lydia Howland (Kristen Stewart) yang sibuk dengan urusan teaternya. Keluarga Howland bisa dibilang semuanya sukses dengan karirnya, John dan Alice dikenal sebagai profesor, putri pertamanya kuliah hukum dan sudah menikah, putra keduanya Tom seorang dokter ahli bedah, kecuali Lydia yang susah diatur dan tidak mau kuliah. Ia tetap bersih keras menjalani dunianya sebagai pemain teater di California.

Semuanya berjalan dengan biasa saja sampai pada sebuah seminar Alice tiba-tiba lupa dengan apa yang ia harus katakan selanjutnya. Ditambah lagi saat ia joging di sekitar kampus Universitas Columbia, ia seperti orang linglung. Karena merasa dirinya aneh, Alice coba menemui Dr. Benjamin (Stephen Kunken), seorang dokter syaraf yang ia rasa bisa membantunya. Setelah melakukan tes tentang daya konsentrasi, Alice mengira dirinya sedang mengalami perubahan hormon karena menopouse. Ia juga sempat berpikir dan takut dengan bayang-bayang tumor yang bisa saja menjadi penyebab keanehannya.  Alice ternyata mengidap Alzheimer dini. Penyakitnya termasuk langka karena ia mengidapnya di usia yang masih cukup muda, meski usianya sudah 50 tahun, karena rata-rata diderita oleh orang-orang tua. Dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa penyakitnya adalah penyakit turunan dan akan sangat berpengaruh juga jika si pengidap termasuk orang yang pintar. (Source sinopsis : Tribunnewswiki.com)
Source : Pinterest
Apa yang Bisa Dibahas Dari Film Ini?
Di film tersebut, kita juga sudah mengetahui bahwa tokoh utamanya yaitu Alice mengidap Alzheimer saat dia berkonsultasi dengan dokternya, Alzheimer sendiri merupakan penyakit yang mengakibatkan pada menurunnya daya ingat, juga memori dan kognitifnya, kemampuan berpikir dan biasanya bicaranya terus menurun. Biasanya dialami oleh orang-orang yang berusia diatas 60 tahun. Alice sendiri memori dan kemampuan kognitifnya pun sudah ada tanda-tandanya yaitu pelupa atau pikun. Jadi sebelum Alice lansia, prosesnya pun sudah terjadi pada diri Alice.

Biasanya ketika sudah mulai lupa atau pikun terjadi, para lansia menjadi mudah cemas, mudah tersinggung, mudah curiga, marah-marah pada orang-orang sekitarnya. Terutama pada Alice yang berprofesi menjadi seorang profesor, dia merasa cemas ketika kemampuan kognitif dan juga memorinya mulai menghilang dari dirinya. Bila orang terdekat kita mulai mengalami kecemasan, hal yang dapat kita lakukan adalah untuk lebih peduli dan menyayangi mereka. Jika yang kita tunjukkan bahwa kita selalu ada untuk mereka, tentunya mereka akan merasa aman dan nyaman sehingga bisa mengurasi rasa cemas tersebut.

Yang paling penting adalah penyakit Alzheimer ini merupakan suatu penyakit progresif yang tidak dapat disembuhkan dimana sel-sel kortikal menjadi hilang. beberapa gen mungkin memiliki peranan dalam penyakit Alzheimer ini. Seperti halnya Alice yang mengidap Alzheimer karena faktor genetik atau keturunan dari ayahnya, pun salah satu anak dari Alice yang bernama Anna juga mengalami hal serupa. Sedangkan riwayat cedera kepala dan depresi juga merupakan faktor resiko. 

Nah, itu dia sedikit review mengenai film Still Alice ini.
Semoga bermanfaat ya fellas.
Sampai bertemu ditulisan selanjutnya❤
Stay safe, stay healthy, and stay happy!


Reference :
Davison, Gerald C, John M. Neale & Ann M. Kring 2006. Psikologi Bbnormal Edisi ke-9. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.




You May Also Like

0 Comments