Beropini Gap Year

by - September 04, 2018


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Hallo teman-teman pengunjung blog, bertemu lagi nih dengan tulisan Qorin.
Karena di blog pertama Qorin sudah menceritakan Thank You For The Past kini saatnya sharing gimana sih opininya Qorin tentang Gap Year? Pasti setelah lulus SMA banyak banget pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh orang-orang sekitar kita yang tidak jauh seperti ini, "Habis SMA lanjut kemana?" "Gimana SBMnya lolos?" "Bakal ambil jurusan apa?" dan bla bla bla.. Semua pasti pernah merasakan posisi seperti itu bagi para lulusan SMA. Nah, bagaimana dengan Qorin sebagai Gap Year Takers? ya tentu pertanyaan-pertanyaan itu bukan menjadi hal baru bagiku, ketika aku menjawab "Sekarang lagi Gap Year, jadi kuliahnya tahun depan" otomatis bakal muncul pertanyaan lagi kurang lebih seperti ini, "Lho kok ga sekolah di swasta aja? eman tau nganggur setahun" dan dari pertanyaan dan juga pernyataan tersebut kini saatnya memberi opini Qorin tentang Gap Year.

Sebenarnya, Qorin sendiri tidak sembarangan mengambil keputusan untuk memilih Gap Year, seperti yang telah kujelaskan di tulisan sebelumnya. Banyak orang berasumsi lebih baik kuliah di PTS daripada Gap Year dan ternyata Qorin sendiri malah memutuskan untuk Gap Year. Teman, perlu kalian ketahui bahwa, Gap Year itu tidak dosa, Gap Year itu tidak hina, Gap Year itu  tidak rendah, dan Gap Year itu tidak memalukan. Sebenarnya tujuan kalian kuliah itu untuk apa sih? kalau menurut Qorin sendiri tujuan kuliah itu untuk menuntut ilmu, yang mana ilmu itu bakal membawa kita pada pekerjaan yang kita inginkan dan antara ilmu dan pekerjaan kalau bisa selinier. Jadi, kuliah itu tidak untuk main-main.

Saat kita sudah fokus untuk satu tujuan yang kita inginkan, apakah kalian mau untuk berpindah tujuan yang sama sekali kalian sendiri tidak tau tujuan itu? Nah begitulah gambarannya ketika anak-anak yang tidak lolos PTN dibimbangkan pada 2 pilihan dan sama seperti yang Qorin rasakan saat ini. Ketika memang tidak lolos di PTN, sedangkan sebagian dari keluarga besarku memberikan pendapat agar kuliah di swasta saja. Hal itulah yang sebenarnya malah merubah tujuaku. Iya, memang Qorin sendiri tidak lolos di PTN berarti memang ada yang salah pada diriku sendiri entah dari kurangnya kemapuanku, entah dari kurangnya doa sama Allah, entah mungkin kurang berbaktinya Qorin ke Abah dan Umma, atau pun faktor-faktor lain. Dan.. Qorin lebih memilih untuk Gap Year. "Lho, kan kalok kuliah di swasta sama bagusnya kayak di negeri?" Iya, Qorin tidak bisa menampik kalok kuliah di swasta itu jelek. Qorin juga tidak akan tau kedepannya akankah memilih di negeri atau swasta. Sebenarnya, antara negeri dan swasta sama-sama bagusnya tinggal dari kitanya saja bagaimana bisa meningkatkan kualitas SDM-nya. 

Nah, tujuan utama Qorin sendiri kenapa memilih Gap Year adalah untuk menemukan "passionku" yang sesungguhnya, apasih yang benar-benar Qorin ingin dan bisa dicapai. Its no matter bila nanti ujung-ujungnya Qorin di swasta yang penting jurusan yang dipilih sesuai keinginan hati dan passion. Bisa jadi, kemaren Qorin tidak lolos di FK mungkin memang jurusan itu benar-benar tidak sesuai kemampuanku, dan dari situlah Qorin harus menelusuri lebih dalam lagi. Psikolog di Ruang Guru juga pernah bilang, "antara minat dan bakat harus seimbang". Disitulah  mulai sadar, mungkin kesalahanku waktu lalu kurang mendalami passionku yang sebenarnya. Gap Year ini bisa membantuku untuk menemukan passionku yang sesungguhnya, ya walaupun saat ini masih "proses terus mencari". Tapi dengan begitu, Qorin bisa memaksimalkan belajar untuk pendaftaran SBMPTN tahun depan. Saat ini, Qorin memilih gap year untuk bisa berusaha semaksimal mungkin untuk masa depan yang bukan untuk main-main dan juga Qorin tidak bisa terus-terusan berlarut pada kegagalan di masa lalu. 

Begitulah opini Qorin tentang "Gap Year". Untuk para adek-adek SMP ataupun SMA yang sedang mempersiapkan diri untuk mengejar mimpi-mimpinya. "Teman-teman, bermimpi itu gratis! jadi bermimpilah setinggi-tingginya... tapi kamu harus tau bagaimana mewujudkan mimpi itu. Jadi, kalau bisa ketahui dulu minat dan bakatmu apakah sudah balance? dan juga kamu harus berani menerima fakta ketika kamu memang harus jatuh dari mimpimu. So, think twice guys!". Gap Year juga bisa jadi tempat pembelajaran, baik pembelajaran kesalahan dimasa lalu atau pun pembelajaran kedewasaan diri. 

I, Qorina Choirun Nisa' Sahudi is taking a Gap Year 2018.

Sampai bertemu ditulisan selanjutnya❤



       

You May Also Like

1 Comments

  1. Semangat ya qorina, awalnya iseng liat postinganmu di story wa wkwk karena lagi kuker jadi kubuka aja linknya dan taunya tulisannya bikin nagih sangat menginspirasi, memang benar apa yg kamu tulis lebih baik gap year drpda kuliah di jurusan yg bukan passion kita, karena yg kuliah di passion aja ujian hidupnya berat sekali apalagi yg bukan ya hihi. Jadi aku ingin mengucapkan selamat karena pilihanmu sangat tepat menurut aku hehe, jangan patah semangat ya , Allah pasti punya rencana yg lebih indah dari yang kita bayangkan, dan kasih jalan buat hambanya yg mau berusaha :) <3 lvlv

    ReplyDelete