Review Film 2 Garis Biru (2019)

by - January 08, 2021

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Kembali lagi dalam pereview-an film yang ketiga, kali ini Qorin akan "Review Film 2 Garis Biru (2019)" nih fellas. Untuk melihat review-review film sebelumnya dengan kaitannya psikopatologi silahkan pilih kategori "Psy Talks" yaa.
Yuk, kita mulai pembahasannya..


Mengenai Film 2 Garis Biru
Film yang disutradarai oleh Gina S. Noer ini berkisah tentang kekecauan dari hamil diluar pernikahan yang dialami Dara yang diperankan oleh Adhisty Zara dan Bima yang diperankan oleh Angga Yunanda. Dalam filmnya sendiri berceritakan Dara adalah siswi berprestasi di sekolah yang bermimpi melanjutkan kuliah ke Korea karena terinspirasi kecintaannya pada K-Pop. Sementara Bima adalah siswa dengan prestasi biasa saja namun baik hati dan sopan. Dara dan Bima juga berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Dara lahir dari keluarga kelas menengah sedangkan Bima berasal dari keluarga kelas bawah dan tinggal di perkampungan padat penduduk. 

Suatu hari, Dara dan Bima berpacaran melebihi batas hingga Dara pun hamil. Bima akhirnya meminta Dara menggugurkan kandungannya tapi Dara menolak. Mereka lantas memutuskan menyembunyikan kehamilan hingga kelulusan SMA yang tinggal beberapa bulan lagi. Tapi peristiwa lemparan bola yang tak sengaja mengenai perut Dara membongkar rahasia kehamilan ini. Orangtua Dara dan Bima pun dipanggil oleh pihak sekolah. Dara dikeluarkan dari sekolah sementara Mamanya (Lulu Tobing) juga tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan puterinya. Dara kemudian diboyong oleh keluarga Bima pulang ke rumah mereka. Tak lama berselang, Mama Dara pun luluh dan Dara kembali dibawa pulang ke rumah orangtuanya. Tapi tanpa diketahui Dara, Mamanya ternyata berniat memberikan bayinya pada orang lain jika nantinya telah lahir. Konflik pun terjadi, Dara menentang rencana mamanya. Bima juga menentang hal ini dan orangtuanya mendesak untuk segera menikahi Dara agar mereka tak kehilangan cucu. (Source sinopsis : Kompas.com)

Source : Pinterest
Apa yang Dapat Dikupas?
Sebagaimana yang kita ketahui, sex bebas di negara kita masih merupakan hal yang abnormal berbeda dengan negara-negara di luar sana yang mana sex bebas menjadi hal yang normal dan biasa saja. Pada film ini, tentunya menunjukkan adanya sex bebas pada Dara dan Bima karena terpengaruh hasrat mereka yang tidak dapat dikontrol. Mereka berdua sebenarnya juga tau bahwa tindakan tersebut bukanlah tindakan terpuji. Mengingat Bima juga merupakan anak yang baik dan sopan juga didikan orang tuanya yang baik pula. Sayangnya karena hasrat mereka, menyebabkan suatu kesalahan yang fatal hingga menyebabkan Dara hamil.

Dilihat dari ciri-ciri masa remaja menurut Hurlock yaitu salah satu cirinya masa remaja sebagai periode usia yang menimbulkan ketakutan sangat relate dengan apa yang terjadi pada film ini. Karena memang pada masa remaja ini perlu selalu mendapat pengawasan dari orang tua agar tidak seenaknya sendiri yang dapat menyebabkan berperilaku merusak.

Lagi-lagi, memang peran orang tua sangat penting bagi anak-anaknya yang sedang memasuki masa remaja. Perlu adanya pengawasan, bimbingan dalam tugas-tugas perkembangannnya juga dalam kasus di film tentunya perlu adanya sex-education. Hal ini dapat membantu anak untuk tidak seenaknya sendiri melakukan hal-hal yang dia mau dan suka terutama dalam sex bebas. Pada filmnya sosok Bima bisa dikatakan sosok yang bertanggung jawab, walau diawal-awal saat mengetahui dara hamil dan menyuruhnya untuk menggugurkannya. Tapi, pada akhirnya Bima bersedia untuk bertanggung jawab hingga menikahi Dara walau diakhir filmnya Dara memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya dan meninggalkan anaknya pada Bima dan keluarganya. 

So, itu dia pembahasan singkat pada review film kali ini.
Sampai bertemu ditulisan selanjutnya yaa❤
Stay safe, stay healthy, and stay happy fellas!



You May Also Like

0 Comments